• Kota Singkawang merupakan salah satu pecinaan di indonesia karena mayoritas penduduknya china, dan selebihnya Melayu, Dayak, Tio Ciu, Jawa dan pendatang lainnya.
  • Apa senjata seorang muslim? Jawabannya adalah doa. doa membuat seorang muslim menjadi kuat imannya, menjadi semakin dekat dengan penciptanya, menjadikannya sosok manusia yang tidak sombong atas segala sesuatu yang sudah dimilikinya.Do’a Inilah yang membuat seorang muslim kuat di dunia maupun di akhirat.
  • Seringkali kebaikan seseorang mudah terlupakan oleh kita dan kita hanya mengingat keburukan orang tersebut. Sadarlah wahai saudaraku, janganlah engkau melupakan kebaikan saudaramu hanya karena satu keburukan yang dia lakukan.
  • Sejarah mencatat, tidak ada suatu bangsa di dunia yang dapat tumbuh dan menjadi negara besar dan kuat tanpa fondasi idiologi yang kokoh. “Amerika, China, dan Jepang adalah contoh negara-negara maju di dunia yang memiliki fondasi idiologinya masing-masing yang kokoh.” Ujar puan di hadapan sejumlah calon dubes RI di kementrian Luar Negri, Rabu (11/11/2015)
  • Harapan saya untuk tahun ini ialah menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya dalam segala aspek, semoga kita semua bisa memanfaatkan waktu yang di berikan Allah SWT dengan sebaik-baiknya, sehingga kita tidak akan menyesal baik di dunia dan d akhirat.

Jumat, 07 April 2017

Membuat Perjalananmu Menjadi Berkah


Safar sering kali kita samakan dengan arti Traveling/Tour, tetapi sejatinya tidak, walaupun safar memliki makna melakukan perjalanan jauh tapi safar mestinya di lakukan karena niat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Safar merupakan kegiatan yang menyenangkan, apalagi karena di niatkan memang untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala contohnya seseorang safar karena berniat untuk berdakwah di negeri yang belum tersentuh dengan cahaya islam, safar yang seperti ini selain menyenangkan juga akan mendapatakan hadiah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Safar yang akan kita bahas ini Jika niat kepergian/safar  Anda adalah untuk sebuah kebaikan, maka kabar gembira untuk Anda dengan sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam , artinya: ” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Bila hamba-Ku bertekad melakukan suatu amal kebajikan lalu dia tidak mengamalkannya, Aku tulis baginya satu kebaikan. Bila dia melakukannya Aku tulis baginya 10 kebaikan, hingga 700 kali lipat. Dan bila dia bertekad melakukan suatu keburukan lalu dia tidak mengamalkannya, tidak Aku tulis (keburukan) atasnya. Bila dia melakukannya, Aku tulis baginya satu keburukan’ (HR. Bukhari). Namun, jika yang Anda niatkan bukan kebaikan maka hendaknya Anda berhati-hati dan waspada, karena ketahuilah, kepergian (safar) Anda adalah tercela dan dilarang. Dan perlu diketahui niat tempatnya dihati, tidak perlu dilafazh-kan.


Tidak cukup hanya niat untuk kebaikan semata, safar inipun mestinya di warnai dengan adab-adab safar dalam pandangan islam. Ketika safar sudah dilaksanakan dengan niat yang baik di tambah dengan adab=adab safar menurut pandangan islam, maka Insyallah safar yang anda lakukan menjadi safar yang berkah dan akan berbuah pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berikut adab-adab dalam melakukan safar:


  1. Berpamitan lebih dahulu sebelum melakukan safar
  2. Hindari melakukan safar sendirian
  3. Sunnah mengangkat pemimpin jika melakukan safarnya 3 orang atau lebih
  4. Dilarang membawa anjing dan lonceng dalam safar.
  5. Dilarang bagi wanita safar tanpa ada mahram.
  6. Disunnahkan safar pada pagi hari Kamis.
  7. Hendaklah orang yang bersafar ketika meninggalkan rumahnya berdo’a.
  8. Apabila menaiki kendaraan, hendaklah berdo’a.
  9. Shalat diatas kendaraanya ketika dalam perjalanan.
  10. Doa ketika singgah di suatu tempat.
  11. Hendaklah dia berdoa di dalam safarnya dan memohon kepada Allah Ta’ala kebaikan dunia dan akhirat.
  12. Disunnah-kan ketika safar untuk meng-QASAR-kan (memendekkan) shalatnya.
  13. Disunnahkan untuk tidak puasa bagi yang kepayahan, dan dianjurkan puasa bagi yang mampu.
  14. Disunnahkan bagi musafir untuk segera kembali ke keluarganya setelah selesai urusannya dan tanpa menunda-nunda.
  15. Makruh bagi seorang musafir pulang menjumpai keluarganya di malam hari tanpa menginformasikan sebelumnya.
Berbahagialah anda yang apabila melakukan safar dengan niat yang baik dan melaksanakan adab-adab ketika bersafar di atas, insyallah safar yang anda lakukan akan berbuah pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertebarlah di muka bumi wahai saudaraku

Rabu, 05 April 2017

SYARAT SYARAT LA ILAAHA ILLALLAH





Kalimat La Ilaaha Illallah tidak hanya memiliki rukun saja tetapi juga memiliki syarat-syarat, dan syarat-syarat kalimat La Ilaaha Illallah ada tujuh, sebagaimana berikut:


  1. Al-Ilm “ilmu/pengetahuan”
    Mengetahui di sini berarti mengharuskan untuk mengakui dengan hati dan mengenal makna (kandungan) yang dituntut untuk diketahui, agar menjadi sempurna ketika mengerjakan konsekwensinya. Mengetahui keesaan Allah adalah fardhu ain bagi setiap manusia. Yakinlah bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT Sebagaimaan firman-Nya:
    فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
    “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad 19).
  2. Al-Yaqin
    Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang sebenarnya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hati mereka terhadap apa yang diimaninya, dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman, sebagaimana firman-Nya:
    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat 15)
  3. Al-Ikhlas
    syarat diterimanya amal, yaitu ikhlas karena Allah dan ikhlas dalam menjalnkan tuntutan kalimat Laa Ilaaha Illallah tanpa di campuri syirik. Keduanya ibarat sayap burung, jika salah satunya tidak ada, maka burung tidak dapat terbang. Orang yang ikhlas dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam amalnya, itulah yang memperoleh apa yang dia harapkan dan yang dia minta. Sedangkan selainnya, maka dia akan rugi di dunia dan akhirat, tidak memperoleh kedekatan dengan Tuhannya dan tidak mendapat ridha-Nya. Sesuai dengan firman-Nya:
    قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
    “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahf 110)
  4. As-Siddiq
    Benar disini ialah benar mengakui bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah keculai Allah SWT. Orang yang benar mengakui bahwa Allah SWT adalah satu-satunya tuhan yang wajib di sembah ialah orang-orang yang beriman. Mereka dikatakan " beriman" karena mereka melaksanakan pengakuan lisan yang dibenarkan oleh hati dan dipraktekkan oleh anggota badan, jika tidak seperti itu sama saja hendak menipu. Sesuai dengan firman-Nya:
    وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
    “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqoroh 8)
  5. Al-Muhabbah
    Cinta terhadap Laa Ilaaha Illallah tanpa membenci sedikitpun dengan apa yang di tuntutkan di dalamnyasebagian manusia yang sesat pikirannya masih saja ada yang menjadikan selain Allah sebagi Tuhan. Mereka menyembahnya seperti menyembah Allah dan memeperlakukannya seperti Allah. Akan tetapi orang yang beriman menerima hanya kepemimpinan Allah semata dan tidak akan terputus ketaatannya pada Allah, sedangkan orang-orang musyrik itu perwalian pada tuhan-tuhan mereka seringkali tergoncang saat mereka ditimpa malapetaka lalu mencari perlindungan kepada Allah Swt. Manusia-manusia yang menganiaya diri mereka sendiri, andai saja tahu siksa yang telah menanti mereka di hari pembalasan ketika segala kerajaan ada pada-Nya, saat semuanya tunduk pada Allah, pasti mereka akan menghentikan kejahatan dan dosa mereka, sebagaimana firman-Nya:
    وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
    “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-Baqoroh 165)
  6. Al-qobul
    Menerima di sini ialah menerima setiap ketentuan Laa Ilaaha Illallah tanpa ada penolakan sedikitpun, banyak orang baik di zaman dahulu maupun sekarang andai di bacakan kalimat Laa Ilaaha Illallah mereka mengingkari dan tidak menerima dan mereka ini di kategorikan sebagai orang yan sombong.  sesuai dengan firman-Nya:
    إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
    ”Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (QS. As-Saffat 35)
  7. Al-Hamlu Bimuktadhoyaatiha
    Syarat terakhir ialah bagian melaksanakan, setelah kita mengetahui, yakin, ikhlas, cinta, dan menerima semua ketentuan Laa Ilaaha Illallah maka kita harus juga melaksanakan semua ketentuan-ketentuannya, karena orang yang memiliki iman atau keyakinan kepada Allah SWT tidak hanya mengucapkan dengan lisan tetapi mempraktekkan dengan anggota badan misalnya ibadah-ibadah seperti sholat, zakat, infak, Dll. Apabila seseorang sudah mantap dengan syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah dan melaksanakan semua tuntutannya maka segala urusannya akan di permudah dan di bantu oeh Allah SWT. Sesuai dengan firman-Nya:
    وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ ۗ وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
    “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (QS. Luqman 22)

RUKUN LA ILAAHA ILLALLAH





Inti ajaran islam adalah La Ilaaha Illallah yang berarti tidak ada sesembahan yang haq selain Allah SWT. Oleh karena itu kalimat La Ilaaha Illallah memiliki dua rukun:


  1. An-Nafyu
    An-Nafyu mafhumnya meniadakan peribadahan (syirik) dari segala sesuatu selain Allah. Perihal ini direalisasikan dengan meyakini bathil-nya beribadah kepada selain-Nya, kemudian meninggalkannya, membencinya (karena pelakunya memasuki kekafiran), serta memusuhinya.


  • An-Nafs “tuhan hawa nafsu”
    Banyak orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan, bukan berarti mereka menyembah hawa nafsu, tetapi bagaimana mereka menempatkan hawa nafsu tersebut layaknya tuhan, mereka lebih mementingkan urusan nafsu daripada urusan akhirat, inilah yang menyebabkan mereka seperti bertuhan bukan kepada Allah SWT tetapi kepada hawa nafsu itu sendiri, sesuai dengan firman Allah SWT:
    أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
    “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqon 43)
  • Al-Ashnaam “Patung-patung dan Berhala”
    Sejak zaman dahulu Patung-patung dan Berhala memang sudah sering di jadikan sesembahan selain Allah SWT, banyak dari mereka membuat patung-patung/Berhala yang berbentuk orng yang sudah mati dan menyembah mereka. Walaupun mereka menyembah patung-patung tersebut tetapi patung-patung tersebut tidak bisa memberikan manfaat apapun, karena yang hanya bisa memberikan manfaat dan mengabulkan doa hanyalah Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah (ASY-Syuara 69-76) firman Allah SWT tersebut menceritakan kisah kaum Nabi Ibrahim yang menjadikan berhala sebagai sesembahan, tetapi berhala tersebut tdk bisa memberikan manfaat sama sekali, dan bagaiman kaum Nabi Ibrahim tetap bersikukuh untuk menyembah berhala-berhala yang tidak memberikan manfaaat tersebut.
  • Al-Jin dan Al-Mala’ikat “Jin dan Malaikat”
    Jin dan Malaikat adalah dua sosok yang sering di ceritakan di dalam Al-Qur’an, mereka ada dan di ciptakan oleh Allah SWT seperti manusia tetapi berbeda asal penciptaannya, Jin di ciptakan dari api, Malaikat di ciptakan dari cahaya, sedangkan Manusia diciptakan dari tanah, kita manusia di ciptakan Allah SWT sebagai kholifah di muka bumi, sedangkan maaikat adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling patuh dan setia kepada Allah SWT, dan yang terakhir adalah Syaitan/Jin yang di jadikan Allah SWT sebagai penghuni neraka. Sebagaian manusia ada yang menjadikan Jin ataupun Malaikat sebagai tuhan, padahal Jin dan Malaikat hanyalah makhluk yang sama-sama di ciptakan oleh satu tuhan yaitu Allah SWT walaupun memang makhluk yang bernama Jin adalah makhluk yang ingin menyesatkan Manusia agar menjadikan mereka (jin) sebagai tuhan supaya manusia jauh dari Allah SWT dan masuk nerakanya Allah SWT karena melakukan syirik. Mari simak Firman Allah SWT:
    “Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu? (40) Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.” (QS. Saba 40-41)
  • Al-Anbiya’ “Nabi-nabi”
    Tidak dapat diterima akal dan tidak akan sampai hati, seorang nabi yang menerima wahyu dan ilmu pengetahuan dari Allah serta berbicara tentang Allah, untuk meminta orang lain menyembahnya, bukan menyembah Allah. Yang dapat diterima akal dan sesuai dengan kenyataan adalah bahwa nabi meminta orang lain menyembah Allah SWT yang menciptakan mereka, dengan penuh ketulusan sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan dan mereka pelajari dari kitab. Sesuai dengan Firman Allah SWT:
    مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
    “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran 79)
  • At-Thogut
    Thoghut itu pengertiannya umum. Setiap apa yang diibadahi selain Allah dan dia rela dengan peribadahan itu, baik berupa sesuatu yang disembah atau diikuti atau ditaati selain ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, adalah Thoghut. Sesuai dengan Firman Allah SWT :
    لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
    “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh 256)
  • Ar-Rohban dan Al-Ahbaar “orang-orang Alim”
    Manusia menjadikan para pemuka agama sebagai tuhan-tuhan yang menentukan syariat bagi mereka. Perkataan merekapun-meski menyalahi sabda Rasul-dijadikan sebagai agama. Lalu mereka mengikuti kebatilan para pemuka agama itu dan menyembah Al Masih putera Maryam. Allah telah menyuruh mereka di dalam Kitab-kitab-nya dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya agar mereka tidak menyembah kecuali hanya satu Tuhan, karena sesungguhnya tidak ada yang patut disembah dalam pandangan agama dan akal kecuali Tuhan Yang Mahaesa. Mahasuci Allah untuk disekutukan dalam ibadah dan penciptaan serta sifat- sifat-Nya. Sesuai dengan firman Allah SWT:
    اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
    “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Taubah 31)


  1. Al-itsbat
    Al-Itsbat mafhumnya menetapkan peribadahan hanya kepada Allah, dengan mengarahkan semua bentuk peribadahan kepada-Nya. Sesuai firman Allah SWT :
    وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
    Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al-Anbiya)
    Ayat Allah SWT yang mulia ini menjelaskan bahwa risalah yang dibawa oleh setiap nabi dan rasul adalah satu, yang menjadi inti dakwah mereka. Yaitu menyeru umatnya untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan meninggalkan segala jenis peribadahan kepada selain-Nya.


 


 


 

Contoh Biografi Seorang Ayah





Lelaki yang sedang sholat tahajjud itu berusia sekitar empat puluhan, dengan tatapan khusu’ ke tempat sujud beliau melaksanakan salah satu sholat sunnah itu,banyak orng ketika waktu seperempat malam seperti ini masih terlelap dalam tidur, masih bergelut di dalam selimut menikmati mimpi-mmpi indah mereka, tetapi  berbeda dengan lelaki yang umurnya sudah mencapai kepala empat ini, bagi beliau sholat tahajjud yang sedang dia laksanakan ini adalah proses menuju kesuksesan. “Manusia tidak bisa sukses hanya dengan kerja keras semata, tetapi perlu di imbangi dengan do’a.” imbuh beliau.


Mat Saleh, begitulah nama lengkap lelaki yang ku anggap sebagai motivator dalam hidupku. Beliau lahir pada tanggal 18 April 1986 di Singkawang. Menikah pada tanggal 28 Agustus 1997 dengan seorang wanita yang cantik dan penuh dengan rasa tanggung jawab bernama Emi Miswati. “Dia” yang kini sebagai ibu rumah tangga  sekaligus Ibu yang sangat ku hargai dan sangat kucintai. Mereka  di keruniai 3 orang anak, pertama Aku (Muhammad Thoyyibi), anak ke2 (Fathurrahman Ar-Rasyid), dan anak yang terakhir kalau Abi belum ada rencana ingin mempunyai anak lagi, bernama (Iffah Nazhifah).


Lelaki yang biasa ku panggil Abi  tersebut duduk melepas lelah sambil menikmati angin sepoi-sepoi di depan rumah. Sungguh bangga aku melihat Abi, mendengar kisah hidupnya yang penuh dengan lika liku kehidupan, membuatku merasa bahwa menyerah adalah hal paling bodoh yang di lakukan oleh seorang manusia.


Sejak kecil Abi terbiasa hidup mandiiri dengan keluarga yang tingkat perekonomiannya cukup, membuat Abi bisa menempuh jenjang pendidikan dari SD-MTs-Ma sampai ke jenjang perguruan tinggi (S1) sampai pada tingkat pasca sarjana (S2). Orang tua beliau sangat mengutamakan pendidikan agama ke pada beliau beserta saudara-saudaranya, walauapun kecilnya beliau belajar di SD tetapi beliau juga tetap mengenyam pendidikan agama dengan berguru ke kiyai  yang memang bersedia mengajarkan ilmu agama dan mengaji. Supaya bisa berguru kepada kiyai tersebut, beliau harus rela berjalan kaki sekitar 3 kilo dari rumah, di tambah dahulu akses jalan tidak sebagus sekarang, masih banyak hutan dan apabila malam hari tidak ada penerangan jalan, sehingga apabila beliau mau pulang malam hari harus menyediakan obor sebagai penerang jalan. Begitupun setelah beliau lulus SD, beliau langsung melanjutkan pendidikan di MTsn di lanjutkan dengan MAnya di sebuah pesantren, Pesantren Ushuludin namanya, beliau juga termasuk murid yang pintar “Abi dari kecil selalu mendapatan ranking satu di kelas.” Kata beliau kepadaku. Kata-kata tersebut membuatku termotivasi untuk selalu mengejar peringkat satu di kelas, belajar dengan tekun dan tidak lupa untuk selalu berdoa serta ta’at kepada orang tua adalah kuncinya, walaupun di iming-iming dengan uang jajan juga hehe.


Abi d kenal sebagai orang yang tegas dan disiplin, apalagi prihal ibadah, beliau sangat ketat mengawasi kami anak-anaknya agar selalu ta’at beribadah dan selalu tepat waktu, tapi bukan hanya ibadah wajib, ibadah-ibadah sunnah juga beliau perhatikan misalnya sholat tahjjud, beliau pasti membangunkan kami anak-anaknya tepat jam 3 malam supaya melaksanakan sholat tahjjud. Tidak hanya kami anak-anaknya, para santri juga sangat beliau tekankan agar melaksanakan sholat tahajjud ketika beliau masih menjadi  Mudir di Ponpes Al-Fatah Singkawang, sholat tahajjud pun di wajibkan bagi seluruh santri.


Abi adalah orang yang menjadi motivatorku dalam hal belajar, karena  beliau berhasil menyelesaikan jenjang pendidkan sampai S2 jadi gelar abi sekarang adalah Magister/Master. “Bang, Abi sekarang sudah menyelesaikan S2, kamu jangan sampai berakhir hanya S1 kamu harus bisa melebihi Abi sampai S3.” Pesan beliau kepadaku ketika aku baru lulus MA di Pesantren Al-Fatah. Pesan beliau itulah yang membuat aku termotivasi untuk memenuhi harapan beliau. Untuk memenuhi harpan beliau aku pun ikut merantau juga mengikuti jejak beliau pada saat masih muda, ketika beliau masih muda, untuk menyelesaikan serjana (S1) beliau juga merantau ke jawa, karena itulah aku berfikir untuk ikut merantau juga.


Banyak pelajaran yang dapatku ambil dari Abi, tidak bisa ku sebutkan semua di dalam artikel ini tapi satu yang paling berkesan adalah ketika aku melhat Abi sebagai kepala rumah tangga yang penuh dengan rasa tanggung jawab, bagaimana beliau mendidik kami begitu tegas dan disiplin, bagaimana dia memenuh semua permintaan anak-anaknya yang beraneka ragam tetapi tidak pernah mengeluh walaupun kadang sedang dalam kondisi ekonomi yang sulit dan bagaimana beliau melindungi dan mengayomi keluarganya. Harapanku sebagai anak yang paling tua sangat ingin memperlihatkan  kepada  Abi bahwa  anak-anaknya ini terutama Aku sebagai anak yang pertama  insyallah akan  menjadi anak yang sholeh dan sukses baik di dunia maupun di Akhirat kelak.