Membuat Perjalananmu Menjadi Berkah
Safar sering
kali kita samakan dengan arti Traveling/Tour, tetapi sejatinya tidak, walaupun
safar memliki makna melakukan perjalanan jauh tapi safar mestinya di lakukan
karena niat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Safar merupakan kegiatan yang
menyenangkan, apalagi karena di niatkan memang untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala contohnya
seseorang safar karena berniat untuk berdakwah di negeri yang belum tersentuh
dengan cahaya islam, safar yang seperti ini selain menyenangkan juga akan
mendapatakan hadiah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Safar yang akan kita bahas ini Jika niat kepergian/safar Anda adalah untuk sebuah kebaikan, maka kabar
gembira untuk Anda dengan sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam , artinya:
” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Bila hamba-Ku bertekad melakukan suatu
amal kebajikan lalu dia tidak mengamalkannya, Aku tulis baginya satu kebaikan.
Bila dia melakukannya Aku tulis baginya 10 kebaikan, hingga 700 kali lipat. Dan
bila dia bertekad melakukan suatu keburukan lalu dia tidak mengamalkannya,
tidak Aku tulis (keburukan) atasnya. Bila dia melakukannya, Aku tulis baginya
satu keburukan’ (HR. Bukhari). Namun, jika yang Anda niatkan bukan
kebaikan maka hendaknya Anda berhati-hati dan waspada, karena ketahuilah,
kepergian (safar) Anda adalah tercela dan dilarang. Dan perlu diketahui niat
tempatnya dihati, tidak perlu dilafazh-kan.
Tidak cukup hanya niat untuk kebaikan semata, safar
inipun mestinya di warnai dengan adab-adab safar dalam pandangan islam. Ketika safar
sudah dilaksanakan dengan niat yang baik di tambah dengan adab=adab safar menurut
pandangan islam, maka Insyallah safar yang anda lakukan menjadi safar yang
berkah dan akan berbuah pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berikut adab-adab
dalam melakukan safar:
- Berpamitan lebih dahulu sebelum melakukan safar
- Hindari melakukan safar sendirian
- Sunnah mengangkat pemimpin jika melakukan safarnya 3 orang atau lebih
- Dilarang membawa anjing dan lonceng dalam safar.
- Dilarang bagi wanita safar tanpa ada mahram.
- Disunnahkan safar pada pagi hari Kamis.
- Hendaklah orang yang bersafar ketika meninggalkan rumahnya berdo’a.
- Apabila menaiki kendaraan, hendaklah berdo’a.
- Shalat diatas kendaraanya ketika dalam perjalanan.
- Doa ketika singgah di suatu tempat.
- Hendaklah dia berdoa di dalam safarnya dan memohon kepada Allah Ta’ala kebaikan dunia dan akhirat.
- Disunnah-kan ketika safar untuk meng-QASAR-kan (memendekkan) shalatnya.
- Disunnahkan untuk tidak puasa bagi yang kepayahan, dan dianjurkan puasa bagi yang mampu.
- Disunnahkan bagi musafir untuk segera kembali ke keluarganya setelah selesai urusannya dan tanpa menunda-nunda.
- Makruh bagi seorang musafir pulang menjumpai keluarganya di malam hari tanpa menginformasikan sebelumnya.