Rabu, 05 April 2017

SYARAT SYARAT LA ILAAHA ILLALLAH





Kalimat La Ilaaha Illallah tidak hanya memiliki rukun saja tetapi juga memiliki syarat-syarat, dan syarat-syarat kalimat La Ilaaha Illallah ada tujuh, sebagaimana berikut:


  1. Al-Ilm “ilmu/pengetahuan”
    Mengetahui di sini berarti mengharuskan untuk mengakui dengan hati dan mengenal makna (kandungan) yang dituntut untuk diketahui, agar menjadi sempurna ketika mengerjakan konsekwensinya. Mengetahui keesaan Allah adalah fardhu ain bagi setiap manusia. Yakinlah bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT Sebagaimaan firman-Nya:
    فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
    “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad 19).
  2. Al-Yaqin
    Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang sebenarnya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hati mereka terhadap apa yang diimaninya, dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman, sebagaimana firman-Nya:
    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat 15)
  3. Al-Ikhlas
    syarat diterimanya amal, yaitu ikhlas karena Allah dan ikhlas dalam menjalnkan tuntutan kalimat Laa Ilaaha Illallah tanpa di campuri syirik. Keduanya ibarat sayap burung, jika salah satunya tidak ada, maka burung tidak dapat terbang. Orang yang ikhlas dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam amalnya, itulah yang memperoleh apa yang dia harapkan dan yang dia minta. Sedangkan selainnya, maka dia akan rugi di dunia dan akhirat, tidak memperoleh kedekatan dengan Tuhannya dan tidak mendapat ridha-Nya. Sesuai dengan firman-Nya:
    قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
    “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahf 110)
  4. As-Siddiq
    Benar disini ialah benar mengakui bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah keculai Allah SWT. Orang yang benar mengakui bahwa Allah SWT adalah satu-satunya tuhan yang wajib di sembah ialah orang-orang yang beriman. Mereka dikatakan " beriman" karena mereka melaksanakan pengakuan lisan yang dibenarkan oleh hati dan dipraktekkan oleh anggota badan, jika tidak seperti itu sama saja hendak menipu. Sesuai dengan firman-Nya:
    وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
    “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqoroh 8)
  5. Al-Muhabbah
    Cinta terhadap Laa Ilaaha Illallah tanpa membenci sedikitpun dengan apa yang di tuntutkan di dalamnyasebagian manusia yang sesat pikirannya masih saja ada yang menjadikan selain Allah sebagi Tuhan. Mereka menyembahnya seperti menyembah Allah dan memeperlakukannya seperti Allah. Akan tetapi orang yang beriman menerima hanya kepemimpinan Allah semata dan tidak akan terputus ketaatannya pada Allah, sedangkan orang-orang musyrik itu perwalian pada tuhan-tuhan mereka seringkali tergoncang saat mereka ditimpa malapetaka lalu mencari perlindungan kepada Allah Swt. Manusia-manusia yang menganiaya diri mereka sendiri, andai saja tahu siksa yang telah menanti mereka di hari pembalasan ketika segala kerajaan ada pada-Nya, saat semuanya tunduk pada Allah, pasti mereka akan menghentikan kejahatan dan dosa mereka, sebagaimana firman-Nya:
    وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
    “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-Baqoroh 165)
  6. Al-qobul
    Menerima di sini ialah menerima setiap ketentuan Laa Ilaaha Illallah tanpa ada penolakan sedikitpun, banyak orang baik di zaman dahulu maupun sekarang andai di bacakan kalimat Laa Ilaaha Illallah mereka mengingkari dan tidak menerima dan mereka ini di kategorikan sebagai orang yan sombong.  sesuai dengan firman-Nya:
    إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
    ”Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.” (QS. As-Saffat 35)
  7. Al-Hamlu Bimuktadhoyaatiha
    Syarat terakhir ialah bagian melaksanakan, setelah kita mengetahui, yakin, ikhlas, cinta, dan menerima semua ketentuan Laa Ilaaha Illallah maka kita harus juga melaksanakan semua ketentuan-ketentuannya, karena orang yang memiliki iman atau keyakinan kepada Allah SWT tidak hanya mengucapkan dengan lisan tetapi mempraktekkan dengan anggota badan misalnya ibadah-ibadah seperti sholat, zakat, infak, Dll. Apabila seseorang sudah mantap dengan syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah dan melaksanakan semua tuntutannya maka segala urusannya akan di permudah dan di bantu oeh Allah SWT. Sesuai dengan firman-Nya:
    وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ ۗ وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
    “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (QS. Luqman 22)

0 komentar:

Posting Komentar