Selasa, 21 Maret 2017

Contoh Makalah Pengaruh Aqidah Islam Terhadap Pribadi Seorang Muslim


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehigga  saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PENGARUH AQIDAH ISLAMIYYAH DALAM PEMBINAAN PRIBADI SESEORANG”
BAB I
PNDAHULUAN
1.       LATAR BELAKANG
 Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi  da menciptaka kehidupan di dalamnya bukanlah tanpa tujuan yang jelas, sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia oleh Allah SWT sebaga khalifah di bumi untuk mengatur dan mengelolaapa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kta sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada,sebagai manusia juga tidak boleh lupa kan kodratnya yakni percaya adanya Allah SWT dan menyembah-Nya. Karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang di perintahkan Allah STW.
Perumpamaan Aqidah yang lurus tak luput dari aqidah yang benar kepada Allah SWT, kepada malaikat-malaiat Allah SWT, kitab-kitab yang di turunkan ole Allah SWT kepada rosul-rosul Allah untuk di sampaikan kepada kita para uma manusia dalam bentuk Agama Islam.
2.       RUMUSAN MASALAH
·         Apa pengaruh aqidah islam terhadap pembinaan pribadi seseorang?
·         Apa saja sifat-sifat yang menonjol dari seorang hamba yang memiliki Aqidah yang shahih?
3.       TUJUAN PENULISAN
Makalah ini di tulis dengan tujuan agar kita mengetahui apa-apa saja pengaruh Aqidah islam yang lurus terhadap kepribadian seorang muslim dan pengaruhnya dalam pembinaan ummat islam saat ini, dengan mengetahui apa-apa saja hal yang menonjol dari orang yag memiliki aqidah yang lurus ini, kita dapat mengevaluasi diri sendiri, apakah Aqidah kita sudah lurus  karena Allah SWT atau bukan.








BAB 2
PEMBAHASAN
Salah satu elemen penting dalam ajaran Islam adalah aqidah. Aqidah ini merupakan persoalan mendasar yang harus diyakini seorang Muslim sebelum ajaran-ajaran lainnya. Ibarat tali kekang, aqidah mengendalikan seorang Muslim agar tidak berjalan tanpa arah yang jelas. Sebaliknya, aqidah akan mengarahkan seorang Muslim menuju satu tujuan yang dicita-citakan. Terminal dari aqidah adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Tidak hanya ajaran yang bersifat normatif, aqidah juga memberikan efek positif dalam kehidupan seorang Muslim. Aqidah yang shahih dalam pribadi seorang muslim mampu mempengaruhi sikap dan pandangan hidupnya shari-hari, Oleh sebab itu ada hal-hal yang menonjol dari beberapa pengaruh aqidah yang shahih terhadap diri seseorang (muslim)
1.       Merdeka
Kemerdekaan adalah karunia dan nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, nikmat kemerdekaan harus terus disyukuri dan dimaknai lebih dalam dari hanya sekedar peringatan belaka. Bukan lantaran kemerdekaan dicapai dengan pengorbanan harta, jiwa dan raga saja, namun karena kesadaran kita juga bahwa kemerdekaan itu tak akan mungkin tercapai tanpa campur tangan dan karunia Allah Dzat yang Maha Kuasa. Pengertian merdeka di sini tidak hanya berarti merdeka dari penjajahan manusia yang dzalim atau merdeka karena merasa dirinya bebas dari tuntutan dunia tapi arti merdeka yang sesungguhnya ialah merdeka yang lepas dari penghambaan diri kepada segala bentuk thagut (Tuhan Selain Allah SWT), sebagai mana firman Alah Swt di bawah ini:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدً
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An-Nisa: 60)
Harta, kekuasaan, jabatan, uang, kesenangan, kemewahan, fasilitas hidup, mode, mistik, jimat, perdukunan, ramalan bintang, perjudian online, narkoba, seks bebas, dan tayangan-tayangan media yang menyesatkan dewasa ini sudah menjadi sosok-sosok monster yang merongrong aqidah kaum muslimin. Taghut tidaklah semata-mata dipahami sebagai sesosok berhala dan patung yang disembah dan dikeramatkan sebagaimana dikenal pada masa-masa awal turunnya Islam. Namun pada hakikatnya, thaghut dapat berbentuk apa saja yang membuat hati dan pikiran manusia merasa condong dan memuliakannya, bahkan mencintainya melebihi cintanya kepada Allah SWT. Oleh karena itu apabila serang manusia sudah memiliki Aqidah yang shahih maka wajar dia tidak akan terpengaruh dari segala bentuk thagut yang menyesatkan dan menjauhkan diri seseorang kepada Allah SWT. Hidupnya akan di habiskan untuk menghambakan iri kepda Allah SWT tanpa pernah menyukutukan-Nya dari segala bentuk thagut.
2.       Kemuliaan/Harga diri (Izzah)
Izzah merupakan kemuliaan/kekuatan yang di berikan kepada hambanya sesuai kedekatannya kepada Allah SWT, sesuai dengan tingkat Aqidah yang terdapat dalam diri seseorang. Semakin dekat dengan Allah SWT maka seorang hamba tersebut semakin memiliki Izzah. Karen izzah adalah milik Allah SWT, Rosulnya dan oarag-orang yang mukmin  Sesuai dengan Firman Allah SWt:
يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”
Kebanyakan manusia tdk mengetahui cara mencari izzah. Ada yg mncari lewat titel, kedudukannya, ada juga yang melalui harta kekayaan. Mereka silau terhadap gemerlapnya dunia dan seisinya lalu berlomba-lomba mencarinya. Sebagian kagum dengan budaya barat dan mengikuti’a. Sebab utama dari semua itu karena mereka lupa Allah, akibatnya menjadi lupa diri dan lupa misi, kemudian akhirnya mereka tidak memiliki izzah. Oleh karena itu apabila seorang muslim aqidahnya shahih dan dekat dengan Allah SWT niscaya Allah SWT akan memberikan izzah walaupun izzah tersebut tidak di peroleh dari titel yang didapat di dunia atau harta kekayaan yang di peroleh, semua itu tidaklah berarti apabila izzah yang datang kepada seorang musim di berikan langsung dari Allah SWT karena izzah dari Allah SWT akan lebih mulia dari Izzah yang didapat dari titel maupun kekayaan.
3.       Ketenangan (Ath-Thuma’ninah)
Thuma’ninah berarti tenang, tidak terburu-buru, dan bisa juga berarti berhenti sejenak. Pengertian ini tidaklah salah kerena berhenti sejenak adalah tahap awal dari tenang. Tahap lanjut setelah hal tersebu ialah konidisi tenang, dimana biasanya banyak seniman seniman mendapatkan inspirasi saat dalam kndisi tenang begitu pula kita, kadang dalam kondisi tenang bisa memecahkan masalah masalah pelik yang sedang di hadapi. Sayangnya kondisi Thuma’ninah adalah sesuatu yang lumayan sulit di capai karena relatif membutuhkan waktu yang lama, karena manusia yang hidup di zaman sekarang maunya serba cepat dan instan.
Berhenti sejenak untuk menjernihkan pikiran, untuk memikirkan resiko dari perbutan yang akan di lakukan, untuk meredam hawa nafsu, dan untuk tidak melakukan perbuatan yang akan di sesali di kemudian hari adalah segala bentuk praktek Thuma’ninah. Tenang dan tidak tergesa-gesa, atau yang dalam bentuk paling sederhananya adalah berhenti sejenak merupakan salah satu bentuk pengendalian diri yang sangat penting, yang dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, dan itu di mulai dari ibadah sholat. Sesuai dengan Firman Allah SWT:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Oleh karena itu seorang mu’min yang mempunyai thuma’ninah di dalam hatinya, maka dia akan berhenti sejenaj untuk merenungkan segala perubatan yang akan di lakukannya agar terhindar dari penyesalan dan dosa yang mungkin di dapat karena perbuatan menyimpang dari ajaran Agama Islam.
4.       Rasa Aman (Al-Amnu)
Dalam pandangan islam Aqidah yang shahih dimana hanya Allah SWT yang di sembah dan diesakan dan tidak menyukutukan-Nya dengan yang lain adalah syarat utama untuk terciptanya rasa aman dan tentram, dikarenakan kesadaran dan penghayatan dalam menyembah dan mengesakan Allh SWT akan melahirkan rasa aman dan tentram ke dalam setiap jiwa manusia. Hati menjadi tenang, sebagai buah kepercayaan bahwa hanya Allah yang merupakan Penguasa Tunggal dan Pengatur alam raya dan yang dalam genggaman tangan-Nya segala sesuatu dan tidak syirik kepadanya. Tidak ada yang dapat terjadi kecuali atas izin-Nya. Sesuai dengan Firman Allh SWT:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Maka bagi seorang mu’min yang Aqidahnya mantap dan shahih mereka akan mendapatkan rasa aman dan rasa di lindungi oleh Allah SWT, karena mereka tidak mencapur adukkan keimanan mereka dengan kedzaliman syirik kepada Allah SWT.
5.       Optimis ( At-Tafaul)
Optimis adalah suatu sikap yang sangat penting yang harus ada dalam setiap diri soeorang muslim, kaena manusia tidak bisa lepas dari konsekuensi kehidupan seperti penderitaan, kesedihan, kesulitan, kebahagiaan dan lain sebagainya, membuat sikap optimis merupakan komponen penting untuk membantu menyelesaikan konsekuensi kehidupan seorang manusia dengan bantuan Allah SWT tentunya.
Firman Allah SWT:
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُون
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
Optimisme sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mancapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup di dunia dan di akhirat. Dengan adanya sikap optimis dalam diri setiap Muslim, kinerja untuk beramal akan meningkat dan persoalan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik. Doa,  ikhtiar, dan tawakal harus senantiasa mengiringi, kerena hanya dengan kekuasaan-Nya apa yang kita harapkan dapat terwujud.
6.       Barakah (Al-Barakah)
Barakah adalah kata yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup. Barakah bukanlah cukup dan mencukupi saja, tapi barakah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Alloh.SWT dgn segala keadaan yg ada, baik berlimpah atau sebaliknya itulah barakah. Hidup yg barakah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barakah sebagaimana nabi Ayyub, sakitnya menambah taatnya kepada Allah,dan barakah itu tidak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Mus'ab bin Umair. Alah SWT akan selalu memberikan kebarakahan kepada hambanya yang beriman dan bertaqwa dan tidak mendustakan ayat-ayat-Nya, sebagaimana Firman Allah SWT:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُون
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Maka tidak heran bagi seorang muslim yang aqidahnya mantap dan shahih, kehidupannya jauh dari kata susah, karena kehidupan orng yang aqidahnya shahih baik dalam keadaan kurang ataupun dalam keadaan lebih, maka dia tetap bersyukur atas segala nikmat yang di berikan Allah SWT. Syukur ini lah yang menambah barakah nikmat yang Allah berikan kepada orang yang beriman dan bertaqwa.
7.       Berani ( Asy-syaja’ah)
Banyak arti kata pemberani, pemberani yang di maksud di sini ialah bukan hanya sekedar  berani untuk bertarung antar sesama manusia atau berani untuk melakukan hal yang sebelumnya belum pernah di lakukan, tapi arti berani di sini ialah berani yang  berlandaskan kebenaran atas nama islam, berani (Asy-syaja’ah) ialah salah satu cirii orang yang Aqidahnya shahih. Pemberani adalah orang yang berani membela kebenaran dengan resiko apapun dan takut untuk berbuat yang tidak benar.
Sifat berani ini dapat kita lihat dalam kisah sejarah para sahabat dalam membela dakwah di masa Rosulullah SAW. Dimana pada masa awal-awal dakwan Rosulullah SAW itu banyak di tentang oleh kaum kafir quraisy. Maka bagi orang yang memliki sifat pemberani seperti itulah maka pertolongan Allah SWT akan selalu bersama mereka yang bersifat pemberani, berani untuk membela yang hak dan berani untuk melarangi yang bhatil, karena Allah SWT bersama orang-orang yang berani sesuai dengan firman-Nya:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيم
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

8.       Mendapatkan Kepemimpinan (Al-Istikhlaf)
Al-istikhlaf ini adalah konsep dasar yang berkaitan dengan posisi manusia yang di berikan Allah SWT di muka bumi sebagai khalifah/pemimpin. Posisi khalifah adalah takdir kepemimpinan yang Allah berikan kepada manusia untuk mengelola kehidupan di muka bumi ini sesuai dengan ajaran Allah SWT. Untuk itu, Allah meletakkan berbagai potensi dan kemampuan yang dibutuhkan setiap manusia untuk mampu menjalankan kepemimpinannya. Banyak pihak memahami posisi khalifah sebagai kepemimpinan politik, dalam suatu bangunan negara misalnya. Pemahaman ini tidak salah, namun tidak utuh. Pada dasarnya posisi kepemimpinan ini melekat pada diri manusia dalam dimensi ruang, waktu dan keadaan apa saja. Posisi dan peran ini bisa dijalankan manusia atas dirinya sendiri, dalam ruang keluarga, masyarakat dan tentu juga negara.sebagaiman firman Allah SWT:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Secara tegas Allah telah menjanjikan sesuatu kepada orang-orang yang mempercayai kebenaran, tunduk kepadanya dan mengerjakan amal saleh. Yaitu, Dia akan menjadikan mereka sebagai pengganti orang-orang terdahulu yang mewarisi kekuasaan di muka bumi, seperti halnya orang-orang yang telah mendahului mereka. Allah juga akan meneguhkan bagi mereka agama Islam sebagai agama kepasrahan yang diridai-Nya. Dengan demikian, oarang yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT menjadi memiliki wibawa dan kekuasaan. Begitu pula Allah akan mengganti keadaan mereka dari rasa takut menjadi rasa aman, sehingga kalian dapat beribadah dengan tenang dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun dalam beribadah. Barangsiapa memilih untuk kafir setelah datangnya janji yang benar ini, atau keluar dari agama Islam, sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang fasik, ingkar dan membangkang.
9.       Tawakal
Tawakal berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram. Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Sebagaimana firman-Nya:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Dalam aya di atas terungkap bahwa oarang-orang yang taat kepada Allah WT dan Rosul-Nya maka mereka akan bertawakkal kepada Allah SWT, mereka percaya bahwa cukuplah Allah sebaga penolong dan sebaik-baik penolong.
BAB 3
KESIMPULAN & PENUTUP
Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiannya dunia akherat. Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara siang dan malam, antara burni dan langit dan antara ibadah dan adat serta antara dunia dan akherat. Faedah yang akan diperoleh orang yang menguasai Aqidah lslamiyah adalah :
·         Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
·         Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka.
·         Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).
·         Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda antara miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.
Sekian makalah saya tentang “PENGARUH AQIDAH ISLAMIYYAH DALAM PEMBINAAN UMMAT” lebih dan kurangnya saya mohon maaf dan saya sangat berharap kritik dan sarannya karena makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna, Wassalamualaikum.
DAFTAR PUSTAKA
·         http://tafsirq.com/
·         https://www.hidayatullah.com


0 komentar:

Posting Komentar